Hahaha,, aku senaaang.... Geun Seok oppa tampil di episode ini
Personil A.N.JELL dapat saingan baru dalam memperebutkan hati Mio

Personil A.N.JELL dapat saingan baru dalam memperebutkan hati Mio

Ok,, Balik ke Cerita....
Sebelumnya, Ren berkata pada Mio, bahwa ia menginjinkan Mio menyukainya.
“Lihatlah hanya padaku, seperti yang telah kau lakukan”seru Ren.
“Ren-san”seru Mio lirih.
“Mio…tidak apa-apa kau menyukaiku. Aku memberikanmu ijin”.
Mio pun seakan percaya pada apa yang di dengarnya.
“Apakah…..benar-benar tidak apa? Bagiku untuk menyukaimu?”tanya Mio.
“Ya”jawab Ren.
“Tidakkah ini…akan menjadi pengganggu bagimu?”. Mio masih tak percaya. Ren pun mendekat ke arah Mio dan berkata,“Aku Katsuragi Ren A.N.JELL. Kau pikir berapa banyak penggemar yang aku punya?”.
“Aku sangat senang”ucap Mio seraya tersenyum lebar.
“Terima kasih banyak”lanjutnya.

Sementara itu, Shu, Yuki, Mabuchi-san dan RINA gelisah menunggu Mio dan Ren yang belum juga kembali.
“Aku tak tahu ke mana Mio dan Ren-san pergi”keluh Yuki.
“Itu buruk jika Mio terlihat oleh wartawan”tambah RINA.
“Sungguh, ini karena kau melakukan hal yang tidak penting”seru Mabuchi-san pada RINA. RINA yang kesal pun langsung memiting Mabuchi-san.
“Maaf, aku mengakui kesalahanku”ucap RINA seraya memiting Mabuchi-san.
“Oke, oke….selama kau mengerti”jawab Mabuchi-san.
“Mereka kembali”teriak Yuki.

Ren dan Mio pun berjalan menghampiri mereka.
“Mio……imutnya!”guman Yuki yang terpesona melihat Mio yang berpenampilan sebagai perempuan.
Tiba-tiba ponsel Mabuchi-san berbunyi, ia mendapat telepon dari Ando-san.
“Ya, presiden. Apa ada masalah?”tanya Mabuchi-san.
“Saat ini ada beberapa jurnalis di sini. Mereka mengatakan bahwa pacar Shu adalah Mio”jawab Ando san. Mabuchi-san pun terkejut.
“Atau sesuatu yang tidak masuk akal”lanjut Ando-san, lalu tertawa keras.
“Ada apa dengan ini semua?”tanya Ando-san tiba-tiba serius. Mabuchi-san pun balas tertawa keras untuk mengalihkan kegugupannya.
“Pacar Shu adalah Mio? Itu hanya lelucon, presiden”jawab Mabuchi-san, semua orang pun menoleh ke arah Mabuchi-san. Mabuchi-san pun sedikit grogi.
“Itu…ya..dia adalah kembaran Mio,Miko!”seru Mabuchi-san di telepon. Semua yang di samping Mabuchi-san pun terkejut.
“Mio……imutnya!”guman Yuki yang terpesona melihat Mio yang berpenampilan sebagai perempuan.
Tiba-tiba ponsel Mabuchi-san berbunyi, ia mendapat telepon dari Ando-san.
“Ya, presiden. Apa ada masalah?”tanya Mabuchi-san.
“Saat ini ada beberapa jurnalis di sini. Mereka mengatakan bahwa pacar Shu adalah Mio”jawab Ando san. Mabuchi-san pun terkejut.
“Atau sesuatu yang tidak masuk akal”lanjut Ando-san, lalu tertawa keras.
“Ada apa dengan ini semua?”tanya Ando-san tiba-tiba serius. Mabuchi-san pun balas tertawa keras untuk mengalihkan kegugupannya.
“Pacar Shu adalah Mio? Itu hanya lelucon, presiden”jawab Mabuchi-san, semua orang pun menoleh ke arah Mabuchi-san. Mabuchi-san pun sedikit grogi.
“Itu…ya..dia adalah kembaran Mio,Miko!”seru Mabuchi-san di telepon. Semua yang di samping Mabuchi-san pun terkejut.
Sementara itu di ruangan Ando-san, 3 wartawan yang menunggu konfirmasi dari Ando-san terkejut.
“Saudara kembar Mio?”tanya Deguchi.
“Shu membawanya kemari, jadi tolong temuilah dia dan lihatlah sendiri”jelas Ando-san.
“A.N.JELL adalah harta karun bagi para pencari berita, kami menghargainya”ujar salah satu wartawan. Mereka pun tertawa bersama namun Ando-san sedikit khawatir.
“Saudara kembar Mio?”tanya Deguchi.
“Shu membawanya kemari, jadi tolong temuilah dia dan lihatlah sendiri”jelas Ando-san.
“A.N.JELL adalah harta karun bagi para pencari berita, kami menghargainya”ujar salah satu wartawan. Mereka pun tertawa bersama namun Ando-san sedikit khawatir.
Mabuchi-san menjelaskan bahwa Mio sementara akan menjadi Miko dan pergi ke kantor bersama Shu untuk bertemu dengan para wartawan.
“Apakah itu tidak apa? Bagiku…”ujar Mio namun di potong Ren.
“Jangan khawatir. Ini akan baik-baik saja jika Shu menjawab semua pertanyaan”tukas Ren. Mio pun mengerti. Tiba-tiba Shu menggandeng tangan Mio.
“Ayo pergi, mulai saat ini kau adalah pacarku”ujar Shu. Ren pun memandang Shu sinis, Shu pun cuek dengan tatapan Ren.
“Shu, aku serahkan semuanya padamu”ujar Mabuchi-san.
“Ayo pergi!”ajak Mabuchi-san yang diikuti semuanya kecuali Ren.
“Pacarku?”guman Ren kesal. Cemburu ni ye hahaha.

Akhirnya mereka pun sampai di kantor A.N.JELL.
“Kau benar-benar terlihat mirip!”guman Ando-san menghampiri Mio. Namun dengan segera para wartawan menyingkirkan Ando-san karena antusias dengan bahan berita mereka.
“Untuk kasus itu, ini yang menakjubkan! Ini salah satu yang hebat, Hasimoto-chan!”seru Deguchi seraya bersiap memotret Mio. Namun dengan segera Shu melarangnya.
“Pacarku adalah orang biasa, jadi tolong jangan kmengambil gambar terlalu banyak”ujar Shun.
“Dia tidak akan menjawab pertanyaan personal apapun sebagai mestinya”tambah Yumiko.
“Oke, sebagai gantinya, segala seperti bagaimana pertemuan pertama kalian…? Kau harus menceritakan pada kami semua detailnya”jelas Hashimoto.
Yumiko pun mempersilahkan para wartawan duduk dan mewawancarai pasangan Shu-Miko.
“Kau benar-benar terlihat mirip!”guman Ando-san menghampiri Mio. Namun dengan segera para wartawan menyingkirkan Ando-san karena antusias dengan bahan berita mereka.
“Untuk kasus itu, ini yang menakjubkan! Ini salah satu yang hebat, Hasimoto-chan!”seru Deguchi seraya bersiap memotret Mio. Namun dengan segera Shu melarangnya.
“Pacarku adalah orang biasa, jadi tolong jangan kmengambil gambar terlalu banyak”ujar Shun.
“Dia tidak akan menjawab pertanyaan personal apapun sebagai mestinya”tambah Yumiko.
“Oke, sebagai gantinya, segala seperti bagaimana pertemuan pertama kalian…? Kau harus menceritakan pada kami semua detailnya”jelas Hashimoto.
Yumiko pun mempersilahkan para wartawan duduk dan mewawancarai pasangan Shu-Miko.

Ando-san menahan Mabuchi-san yang berniat ikut duduk.
“Katakan, kau nampaknya tahu tentang ini. Aku tidak mendengar apapun tentang ini”selidik Ando-san.
“Tidak, itu…untuk mengatakan bahwa aku tahu…”jawab Mabuchi-san gugup.
“Jika ada hal lain yang kau sembunyikan dariku, kamu sebaiknya membiarkanku tahu sekarang. Sebelum kau menjadi makanan ikan, mengerti”ancam Ando-san.
“Tidak, tidak ada hal lain…”jawab Mabuchi-san berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Para wartawan pun mulai mewawancarai Mio yang berperan sebagai Miko dan Shu.
“Bagaimana kalian berdua bertemu? “. Mio pun berusaha tak menjawab pertanyaan tersebut.
“Katakan, kau nampaknya tahu tentang ini. Aku tidak mendengar apapun tentang ini”selidik Ando-san.
“Tidak, itu…untuk mengatakan bahwa aku tahu…”jawab Mabuchi-san gugup.
“Jika ada hal lain yang kau sembunyikan dariku, kamu sebaiknya membiarkanku tahu sekarang. Sebelum kau menjadi makanan ikan, mengerti”ancam Ando-san.
“Tidak, tidak ada hal lain…”jawab Mabuchi-san berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Para wartawan pun mulai mewawancarai Mio yang berperan sebagai Miko dan Shu.
“Bagaimana kalian berdua bertemu? “. Mio pun berusaha tak menjawab pertanyaan tersebut.
Sementara itu bibi Mio menemui ibunya Ren di apartemennya.
“Tolong jangan menyembunyikannya dariku, sebenarnya, di suatu hari aku melihat bekas luka di perutmu. Mungkinkah….bahwa kau mempunyai seorang anak?”tanya Shigeko bibi Mio.
“Dan terlebih lagi…kembar?”lanjutnya.
“Aku memiliki tanggung jawab pada anak-anak itu”jawab Reiko, ibunya Ren.
“Tanggung jawab?”tanya Shigeko.
“Separuh dari aset-asetku”.
“Hah?”. Bibi Mio agak terkejut.
“Jika aku bisa bertemu dengan anak-anak itu, aku berencana untuk memberikan separuh dari asetku pada mereka”jelas Reiko.
“Jadi, bagaimanapun bisakah kau mencarikan mereka untukku?”pinta Reiko pada bibi Mio. Bibi Mio pun tersenyum.Para wartawan pun puas begitu selesai mewawancarai Shu-Miko (Mio).
“Tolong jangan menyembunyikannya dariku, sebenarnya, di suatu hari aku melihat bekas luka di perutmu. Mungkinkah….bahwa kau mempunyai seorang anak?”tanya Shigeko bibi Mio.
“Dan terlebih lagi…kembar?”lanjutnya.
“Aku memiliki tanggung jawab pada anak-anak itu”jawab Reiko, ibunya Ren.
“Tanggung jawab?”tanya Shigeko.
“Separuh dari aset-asetku”.
“Hah?”. Bibi Mio agak terkejut.
“Jika aku bisa bertemu dengan anak-anak itu, aku berencana untuk memberikan separuh dari asetku pada mereka”jelas Reiko.
“Jadi, bagaimanapun bisakah kau mencarikan mereka untukku?”pinta Reiko pada bibi Mio. Bibi Mio pun tersenyum.Para wartawan pun puas begitu selesai mewawancarai Shu-Miko (Mio).
Mio yang telah kembali berpakaian seperti laki-laki menghampiri Shu yang menunggunya berganti pakaian.
“Shu-san, aku benar-benar minta maaf karena menimbulkan masalah lagi”mohon Mio.
“Aku senang, kita bisa melewati ini semua dengan aman”jawab Shu.
“Aku sangat gugup sampai aku tidak bisa benar-benar ingat apa yang terjadi”.
“Begitukah?”.
“Tapi aku tahu kalau Shu-san, sedang memikirkan oorang yang kau sukai saat kau berbicara tadi…seperti ketika berbicara tentang pergi berkencan. Akan betapa sempurnanya berkencan dengannya”pikir Mio. Shu pun terdiam.
“Tapi, saat berita artikel denganku ini dicetak, dia akan salah paham lagi”ujar Mio, yang masih belum paham bahwa semua yang Shu lakukan itu untuknya, Shu itu mencintaimu Mio-chan hahaha.
“Tidak apa, kau tidak perlu mengkhawatirkanku…lebih dari itu, bagaimana denganmu?”jawab Shu.
“Kau sudah berbaikan dengan Ren, kan?”tanya Shu.
“Sebenarnya….Ren-san tahu perasaanku”jawab Mio malu-malu.
“Be…begitukah?”tukas Shu gugup.
“Tapi dia tidak marah”tambah Mio.
“Begitu…bagus kalau begitu”ucap Shu tenang walaupun dalam hati gundah gulana hehehe. Shu pun kecewa namun ia berusaha menyembunyikannya.
“Shu-san, aku benar-benar minta maaf karena menimbulkan masalah lagi”mohon Mio.
“Aku senang, kita bisa melewati ini semua dengan aman”jawab Shu.
“Aku sangat gugup sampai aku tidak bisa benar-benar ingat apa yang terjadi”.
“Begitukah?”.
“Tapi aku tahu kalau Shu-san, sedang memikirkan oorang yang kau sukai saat kau berbicara tadi…seperti ketika berbicara tentang pergi berkencan. Akan betapa sempurnanya berkencan dengannya”pikir Mio. Shu pun terdiam.
“Tapi, saat berita artikel denganku ini dicetak, dia akan salah paham lagi”ujar Mio, yang masih belum paham bahwa semua yang Shu lakukan itu untuknya, Shu itu mencintaimu Mio-chan hahaha.
“Tidak apa, kau tidak perlu mengkhawatirkanku…lebih dari itu, bagaimana denganmu?”jawab Shu.
“Kau sudah berbaikan dengan Ren, kan?”tanya Shu.
“Sebenarnya….Ren-san tahu perasaanku”jawab Mio malu-malu.
“Be…begitukah?”tukas Shu gugup.
“Tapi dia tidak marah”tambah Mio.
“Begitu…bagus kalau begitu”ucap Shu tenang walaupun dalam hati gundah gulana hehehe. Shu pun kecewa namun ia berusaha menyembunyikannya.
Di asrama A.N.JELL, Mabuchi-san sedikit lega.
”Dengan kata lain,ini adalah hal yang baik bahwa mereka tidak mengetahui kalau Mio adalah perempuan. Meskipun, dengan ini media akan gempar lagi”ujar Mabuchi-san.
“Shu-san akan kehilangan banyak sekali penggemar”tambah Yuki.
“Benarkah?”tanya Ren.
“Ren-san juga. Setelah artikel dengan NANA, kau juga akan kehilangan banyak penggemar”jelas Yuki.
“Eh..aku tidak tahu itu”guman Ren.
“Tapi karena itu, Mio dan aku mendapatkan banyak penggemar”ujar Yuki.
“Dia yang terlalu aman, sekarang tidak aman”. “Penggemar itu sangat plin-plan. Kalau begitu, besok kau akan bekerja di dalam kolaborasi impian dengan superstar Geun-sama. Lakukanlah yang terbaik!”ujar Mabuchi-san.
“Sudah pasti”ucapYuki lalu berhigh five dengan Mabuchi-san, horeee akhirnya yang dinanti-nanti akan datang juga hahaha. Ren pun melamun.
”Dengan kata lain,ini adalah hal yang baik bahwa mereka tidak mengetahui kalau Mio adalah perempuan. Meskipun, dengan ini media akan gempar lagi”ujar Mabuchi-san.
“Shu-san akan kehilangan banyak sekali penggemar”tambah Yuki.
“Benarkah?”tanya Ren.
“Ren-san juga. Setelah artikel dengan NANA, kau juga akan kehilangan banyak penggemar”jelas Yuki.
“Eh..aku tidak tahu itu”guman Ren.
“Tapi karena itu, Mio dan aku mendapatkan banyak penggemar”ujar Yuki.
“Dia yang terlalu aman, sekarang tidak aman”. “Penggemar itu sangat plin-plan. Kalau begitu, besok kau akan bekerja di dalam kolaborasi impian dengan superstar Geun-sama. Lakukanlah yang terbaik!”ujar Mabuchi-san.
“Sudah pasti”ucapYuki lalu berhigh five dengan Mabuchi-san, horeee akhirnya yang dinanti-nanti akan datang juga hahaha. Ren pun melamun.
Di kamarnya, Ren segera mengecek posisi penggemarnya dan hasilnya penggemarnya berkurang banyak.
“Itu benar. Aku telah kehilangan banyak penggemar”guman Ren.
Tiba-tiba Ren melihat ada message dari seseorang yang ingin bergabung dengan klub penggemar Ren.
“Kelinci-babi”gumannya.
“Apakah dia menganggap serius ketika aku mengatakan bahwa dia adalah seorang penggemar?”tanya Ren.
“Tunggu sebentar. Kalau dia adalah penggemar , apakah itu berarti dia juga bisa berubah pikiran dengan sangat mudah”pikir Ren. Lalu terbesit sebuah ide di pikiran Ren hehehe.
Di ruangan lain, Mio sangat senang keanggotaannya di terima, namun agak terkejut saat ada tes untuk anggota baru.
“Eh, ada tesnya?”guman Mio.
“Pertama, ada tes tentang level ketertarikanmu”pikir Ren. Lalu Ren mulai mengetes Mio melalui beberapa pertanyaan.
“5 poin? Bukankah itu terlalu rendah? Sial!”gerutu Ren.
Ren pun mengajukan tes kembali, mengenai tes kekaguman.
“Berapa peringkat Ren dalam skala ikemen ? *ikemen=berwajah tampan, pria keren*”. Dan lebih parahnya Mio memencet angka 4 untuk jawabnnya hahaha.
“4 poin? Tidak bisa dipercaya. Kelinci-babi yang bodoh, kau pasti sedang mengerjaiku….”omel Ren.
“Baiklah kalau begitu jadinya, cermatilah yang satu ini”guman Ren seraya mengajukan kembali pertanyaan.
“Dia pasti tidak memiliki yang satu ini”guman Mio lalu memencet jawabannya.
Dan ternyata itu jawaban untuk level toleransi Ren, Mio menjawab 2 poin hahaha.




“Ini buruk, kalau begini. Perasaannya akan cepat berganti”keluh Ren.
“Benar. Segalanya akan bergantung pada pertanyaan selanjutnya”. Ren pun memberikan pertanyaan terakhir, “Seberapa besar kau menyukai Ren?”.
Dan untuk pertanyaan ini, Mio nampak berpikir untuk menjawabnya sedangkan Ren menunggunya dengan harap-harap cemas.
“Mengapa aku gugup begini?”guman Ren. Lalu tiba-tiba cring, jawaban Mio pun terkirim dan di layar computer terpampang nilai 100 pin. Melebihi nilai maksimal hahaha. Ren pun senang tak terkira haha.
“Anak baik, kelinci-babi!”ujar Ren, lalu Ren memeluk boneka kelinci-babi melampiaskan kegirangannya.
“Kamu..memang anak baik!”ucapnya.
Di depan layar komputer lain, Mio juga kegirangan karena ia dinyatakan lolos.


Keesokannya semua personil A.N.JELL bersiap melakukan pemotretan dengan Geun Seok.
“Geun Seok”panggil Ren, tiba-tiba *kyaaaa~~~*, Geun Seok pun menoleh seraya tersenyum ke arah datangnya suara. Geun Seok pun bangkit dari duduknya dan menghampiri personil A.N.JELL.
“Geun Seok”panggil Ren, tiba-tiba *kyaaaa~~~*, Geun Seok pun menoleh seraya tersenyum ke arah datangnya suara. Geun Seok pun bangkit dari duduknya dan menghampiri personil A.N.JELL.






“A.N.JELL. senang bertemu denganmu lagi”sapa Geun Seok tersenyum. Mio pun takjub dan terpesona dengan Geun Suk hahaha.
“Sudah lama tidak bertemu”lanjutnya.
“Geun Seok-san, kau masih tetap saja tampan”puji Yuki.
“Geun Seok, ini adalah anggota baru kami, Mio”ujar Shu memperkenalkan Mio dan mendorong Mio mendekat ke arah Geun Seok.
“Kamu Mio? Kau juga terkenal di Korea”ucap Geun Seok.
“Terima kasih banyak”ucap Mio.
“Kamu imut”puji Geun Seok seraya mengusap kepala Mio, Mio pun senang tak terkira. Geun Seok pun seperti menyadari sesuatu mengenai diri Mio. Ren, Shu dan Yuki sedikit cemburu dengan sikap Geon Seok pada Mio.
“Sudah lama tidak bertemu”lanjutnya.
“Geun Seok-san, kau masih tetap saja tampan”puji Yuki.
“Geun Seok, ini adalah anggota baru kami, Mio”ujar Shu memperkenalkan Mio dan mendorong Mio mendekat ke arah Geun Seok.
“Kamu Mio? Kau juga terkenal di Korea”ucap Geun Seok.
“Terima kasih banyak”ucap Mio.
“Kamu imut”puji Geun Seok seraya mengusap kepala Mio, Mio pun senang tak terkira. Geun Seok pun seperti menyadari sesuatu mengenai diri Mio. Ren, Shu dan Yuki sedikit cemburu dengan sikap Geon Seok pada Mio.




Acara pemotretan pun dimulai.
Personil A.N.JELL dan Geun Seok pun melakukan pemotretan.
Fotografer pun meminta agar agar mereka berpindah posisi, Geun Seok pun berdiri di belakang Mio. Dan sang fotografer pun mulai melakukan pemotretan.

Mio pun tersenyum bahagia dipeluk Geun Seok dari belakang namun tidak dengan personil A.N.JELL lain terutama Ren tampang mereka kusut dan kacau hahaha.
“Semua wajahmu…terlihat sedikit menyeramkan”ujar sang fotografer.
“Semua wajahmu…terlihat sedikit menyeramkan”ujar sang fotografer.



Selesai pemotretan Mio masih saja dekat dengan Geun Seok hingga membuat personil A.N.JELL lainnya cemberut.
“Geun Seok-san, kau ingin makan apa?”tanya Mio.
“Aku suka unagi kabayaki (belut bakar yang dicelup dengan saus)”jawab Geun Seok.
“Aku…aku juga suka itu!”ujar Mio antusias.
Yuki agak sedikit terkejut.
“Dia berkata bahwa dia ‘sangat menyukai’ sesuatu”ujar Yuki pada teman-temannya.
“Mio terlihat asyik dengan dirinya sendiri”tambah Shu.
“Sial. Jadi apa makna 100 poin itu?”guman Ren kesal.
“Geun Seok-san, kau ingin makan apa?”tanya Mio.
“Aku suka unagi kabayaki (belut bakar yang dicelup dengan saus)”jawab Geun Seok.
“Aku…aku juga suka itu!”ujar Mio antusias.
Yuki agak sedikit terkejut.
“Dia berkata bahwa dia ‘sangat menyukai’ sesuatu”ujar Yuki pada teman-temannya.
“Mio terlihat asyik dengan dirinya sendiri”tambah Shu.
“Sial. Jadi apa makna 100 poin itu?”guman Ren kesal.






Pemotretan pun dimulai kembali. Geun Seok pun duduk disamping Mio yang berada di tengah dan menarik Mio ke dekatnya, Mio pun bahagia tak terkira, sedangkan Ren kesal dengan kedekatan Mio dan Geun Seok.






Pemotretan pun telah selesai, Geun Seok mengajak Mio berjabat tangan, Mio pun membalas uluran tangan Mio. Dan tiba-tiba Geun Seok menarik Mio ke dalam pelukannya. Ren pun terbelalak begitu pula Shu dan Yuki.
“Aku tidak tahu situasinya, tapi itu pasti sulit untuk berpura-pura sebagai laki-laki”ujar Geun Seok pada Mio. Mio pun terlonjak kaget.
“Mio, jangan khawatir. Aku akan menjaga rahasiamu”lanjut Geun Seok lalu melepaskan pelukannya dan mengedipkan matanya pada Mio.
“Tidak mungkin”guman Mio yang masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
“Aku tidak tahu situasinya, tapi itu pasti sulit untuk berpura-pura sebagai laki-laki”ujar Geun Seok pada Mio. Mio pun terlonjak kaget.
“Mio, jangan khawatir. Aku akan menjaga rahasiamu”lanjut Geun Seok lalu melepaskan pelukannya dan mengedipkan matanya pada Mio.
“Tidak mungkin”guman Mio yang masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.


Di lorong studio Geun Seok memanggil Ren.
“Ren”panggil Geun Seok, Ren pun menghentikan langkahnya.
Geun Seok pun tersenyum pada Ren, namun Ren memandangnya dengan kecut. Geun Seok pun memegang pundak Ren.
Keesokannya berita Shu dekat dengan Mio pun menghiasi headline tabloid gosip.

Di ruangannya Ren membuka partitur lagu yang akan di aransemen yang berjudul ‘Miss You’.
Tiba-tiba Mio membuka pintu dan berkata,”Ren-san, aku telah lolos tes pengakuan untuk fan-club”.
“Aku hanya ingin mengatakan itu padamu”ujar Mio antusias namun Ren hanya memandangnya dengan cuek. Mio nggak tahu padahal yang ngetes itu Ren sendiri hahaha.
“Ah, benarkah”jawab Ren lalu tiba-tiba Ren teringat dengan kegembiraan Mio saat bersama Geun Seok.
“Penggemar yang tidak bisa di andalkan”guman Ren kesal.
Mio pun menghampiri Ren. “Apakah itu lagu berikutnya?”tanya Mio.
“Aku mengatakan padamu tentang ini sebelumnya. Ini adalah pekerjaan aransemen yang mengganggu itu”jawab Ren. Tiba-tiba ponsel Mio berbunyi, ia mendapat telepon dari bibinya, Shigeko-san.
“Kalau begitu, maaf menganggumu”ujar Mio lalu bergegas keluar kamar Ren.
Ren pun nampak berpikir memperhatikan cd cover lagu yang akan di aransemennya itu.
Tiba-tiba Mio membuka pintu dan berkata,”Ren-san, aku telah lolos tes pengakuan untuk fan-club”.
“Aku hanya ingin mengatakan itu padamu”ujar Mio antusias namun Ren hanya memandangnya dengan cuek. Mio nggak tahu padahal yang ngetes itu Ren sendiri hahaha.
“Ah, benarkah”jawab Ren lalu tiba-tiba Ren teringat dengan kegembiraan Mio saat bersama Geun Seok.
“Penggemar yang tidak bisa di andalkan”guman Ren kesal.
Mio pun menghampiri Ren. “Apakah itu lagu berikutnya?”tanya Mio.
“Aku mengatakan padamu tentang ini sebelumnya. Ini adalah pekerjaan aransemen yang mengganggu itu”jawab Ren. Tiba-tiba ponsel Mio berbunyi, ia mendapat telepon dari bibinya, Shigeko-san.
“Kalau begitu, maaf menganggumu”ujar Mio lalu bergegas keluar kamar Ren.
Ren pun nampak berpikir memperhatikan cd cover lagu yang akan di aransemennya itu.

Di kamarnya Mio menjawab telepon bibinya.
“Hei, apa-apan ini tentang Miko menjadi pacar Shu? Miko harusnya berada di biara kan?”tanya bibi Mio di telepon. Mio pun nampak ragu menjawab pertanyaan bibinya itu.
“Hei, apa-apan ini tentang Miko menjadi pacar Shu? Miko harusnya berada di biara kan?”tanya bibi Mio di telepon. Mio pun nampak ragu menjawab pertanyaan bibinya itu.

Sementara itu NANA sedang di wawancarai seorang wartawan.
“NANA-san, apakah hubunganmu dengan Ren berjalan dengan baik?”
“Ya, berkat anda”.
“Kalau begitu, tolong ceritakan padaku tentang sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua”.
“Akhir-akhir ini kita terlalu sibuk untuk bertemu”jawab NANA.
“Itu disayangkan”. Selesai wawancara NANA pun ngedumel pada staf hair stylenya.
“Bahkan jika dia bertanya pertanyaan semacam itu, tidak ada yang harus aku katakan”ujar NANA.
“Mengapa kau tidak membuat kunjungan kejutan ke tempat Ren?”saran staf NANA.
“Kalau itu aku, aku ingin membuat makanan cinta untuk Yuki-kun”tamabahnya.
NANA pun memuji ide bagus dari stafnya ini.
Lalu NANA melihat tabloid yang memberitakan bahwa Miko saudara kembar Mio sebagai pacar Shu.
“NANA-san, apakah hubunganmu dengan Ren berjalan dengan baik?”
“Ya, berkat anda”.
“Kalau begitu, tolong ceritakan padaku tentang sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua”.
“Akhir-akhir ini kita terlalu sibuk untuk bertemu”jawab NANA.
“Itu disayangkan”. Selesai wawancara NANA pun ngedumel pada staf hair stylenya.
“Bahkan jika dia bertanya pertanyaan semacam itu, tidak ada yang harus aku katakan”ujar NANA.
“Mengapa kau tidak membuat kunjungan kejutan ke tempat Ren?”saran staf NANA.
“Kalau itu aku, aku ingin membuat makanan cinta untuk Yuki-kun”tamabahnya.
NANA pun memuji ide bagus dari stafnya ini.
Lalu NANA melihat tabloid yang memberitakan bahwa Miko saudara kembar Mio sebagai pacar Shu.


Mio pun menemui bibinya dan menceritakan kebenarannya.
“Ah, jadi kau Miko?”tanya Shigeko-san.
“Aku ingin mewujudkan impian kakakku bagaimanapun yang terjadi. Jika dia menjadi penyanyi, ibu kami akan datang untuk mencarinya. Dia mempercayai itu, jadi aku ingin mewujudkannya impiannya”jelas Mio.
“Jadi begitu”.
“Meskipun aku sekarang tahu kalau ibu sudah tidak ada lagi. Aku sangat suka A.N.JELL. Jadi sebelum kakakku kembali, aku memutuskan untuk melakukan yang terbaik sebagai Mio”.
“Sebenarnya… aku juga punya sesuatu yang ingin aku katakan padamu”.
“Apa itu?”tanya Mio.
“Aku menemukan seseorang yang berkata bahwa dia mengenal ayahmu dengan baik”jelas Shigeko-san.
“Benarkah?”seru Mio tak percaya.


Di ruangannya Ren sibuk mecari informasi mengenai pencipta lagu yang akan di aransemennya.
“Ini semua akrehna dia, bahwa aku…”guman Ren lalu ia teringat saat kecil ibunya pergi meninggalkannya.
Walaupun ren menangis dan beteriak-teriak memanggil ibunya namun ibunya tak bergeming kembali padanya.
Ren pun nampak delima dengan apa yang akan dikerjakannya ini, apakah tetap akan mengaransemen lagu tersebut walaupun ia tahu penciptanya orang yang membuat ibunya berpaling darinya.
“Ini semua akrehna dia, bahwa aku…”guman Ren lalu ia teringat saat kecil ibunya pergi meninggalkannya.
Walaupun ren menangis dan beteriak-teriak memanggil ibunya namun ibunya tak bergeming kembali padanya.
Ren pun nampak delima dengan apa yang akan dikerjakannya ini, apakah tetap akan mengaransemen lagu tersebut walaupun ia tahu penciptanya orang yang membuat ibunya berpaling darinya.


Shigeko-san mengantar Mio menemui Mizusawa-san, ibunya Ren.
“Dia berada di kamar 50 di hotel ini. Sampai nanti”seru Shigeko-san.
“Meskipun aku masih tidak tahu kalau Mizusawa Reiko adalah ibumu, jika dia berkata dia akan memberikan asset-asetnya, akan bagus jika kau menerimanya”guman Shigeko-san.
Mio pun di antar menemui Reiko-san. Saat Reiko-san menoleh, Mio pun teringat pertemuan Reiko-san dengan Ren.
“Kau adalah Mio A.N.JELL”ujar Reiko-san. Mio pun mengangguk.

“Aku terkejut. Aku tidak mengira kau adalah anak Sakuraba-san. Aku telah meminta Ren-kun untuk mengarang sebuah lagu untukku….Apakah dia memberitahumu sesuatu”ujar Reiko-san.
“Tidak..”jawab Mio.
“Begitukah…bahwa lagu ini ditulis oleh ayahmu, tolong jangan beritahu dia sebelum dia menyelesaikan karangannya”pinta Reiko-san.
“Maafkan aku…Kau hanya teman dekat dari ayahku, kan?”tanya Mio.
“Itu benar”.
“Apa kau tahu sesuatu tentang ibuku?”.
“Maafkan aku, tapi aku tidak tahu apa-apa yang penting untuk dikatakan”jawab Reiko San. Mio pun sedikit kecewa.
“Begitu…”ucap Mio.
“Bagaimana adikmu?”tanya Reiko-san.
“Dia…berada di suatu tempat yang jauh saat ini”jawab Mio.
“Oh,…itu disayangkan”guman Reiko-san.
“Ayahmu dulunya adalah teman yang sangat dekat denganku. Itulah mengapa, tolong biarkan aku melakukan apa saja yang aku bisa lakukan untuk kalian berdua”ujar Reiko-san pada Mio.


Mio pun termenung sendirian seraya melihat fotonya bersama ayahnya dan kakaknya sewaktu kecil.
“Lagu yang di aransemen oleh Ren ditulis oleh ayahku…dan aku bertemu dengan Mizusawa-san. Aku harus menyembunyikan itu semua dari Ren mulai sekarang”guman Mio sedih.


Ternyata NANA mengikuti saran stafnya mengunjungi asrama A.N.JELL, Ren, Shu, dan Yuki pun enggan menerima.
“Aku datang untuk membuat makan siang. Aku akan mempostingnya di blogku, jadi mari kita masak bersama”seru NANA seraya memperlihatkan barang bawaannya.
“Kembalilah! Apakah mungkin memasak bersamamu?”ujar Ren cuek.
“Tidak apa…bagiku untuk memposting Mio diblogku?”jawab NANA cuek juga. Hal tersebut membuat ketiga personil A.N.JELL menoleh ke arah NANA dan mau tak mau mereka bertiga pergi memasak.


Ketiga personil A.N.JELL pun dengan enggan memasak seperti boneka hidup gitu nggak ada ekspresi senang-senangnya sedikit pun, Ren dengan kesal memotong-motong bahan, Shu dengan malas mengaduk-aduk saus, Yuki yang cuek memotong-motong sayuran, dan NANA merekam semua kegiatan mereka.
“Hei, tidak bisakah kau mencoba terlihat seperti menikmati semua ini?”tanya NANA.
“Tidak seperti seseorang, kami adalah orang yang sangat jujur”sindir Ren. NANA pun cuek mendengarnya.




Yuki pun mempersiapkan sepiring spaghetti yang telah siap dihidangkan untuk NANA.
“Silahkan”ucap Yuki.
“Yah, betapapun ini terlihat seperti sesuatu yang bisa dimakan. Mari makan”ucap NANA semangat.
“Aku mencampur pasta kacang merah ke dalamnya”bisik Yuki pada Shu dan Ren.
Ternyata Yuki menaruh pasta kacang di saus spagetti yang di aduk Shu hahaha.
“Aku mencampur jus sayuran”tambah Shu.
“Benarkah”tanya Yuki. “Jangan bilang padaku Ren-san juga menambahkan sesuatu”.
Ren pun hanya tersenyum evil melihat NANA bersiap melahap spaghettinya, namun tiba-tiba Mio pulang.
“Tadaima”sapa Mio, yang menghentikan NANA memakan spagettinya, ketiga personil A.N.JELL pun agak terkejut.


“NANA-san? Mengapa kau disini?”tanya Mio.
“Kami membuat makan siang bersama. Tapi entah kenapa, perutku tiba-tiba sakit”jawab NANA. Ketiga personil A.N.JELL pun mulai was-was.
“Mio-san, bisakah kau memakan ini untukku?”pinta NANA.
“Oke, aku juga lapar”jawab Mio.
Ketiga personil A.N.JELL pun mulai khawatir, NANA tersenyum melihat kekhawatiran mereka, sepertinya NANA sudah tahu kejahilan ketiga personil A.N.JELL, Mio pun bersiap memakan spagettinya.




Namun saat garpu sudah di depan mulut Mio, Yuki pun menghentikannya.
“Chotto matte”seru Yuki.
“Eh?”, Muo pun menghentikan aksinya dan menoleh ke arah Yuki.
“Aku akan memakan yang itu”lanjut Yuki. Shu dan Ren pun terkejut sedangkan NANA tersenyum puas.
“Tapi mengapa?”.
“Aku sangat lapar hingga aku ingin pingsan”jawab Yuki lalu memakan spagettinya.
Begitu suapan pertama, Yuki pun merasa kepedasan memakannya namun ia tetap memakannya.
“Ren-chan…”panggil Yuki. Ren berbisik pada Shu.
“Aku memasukkan wasabi setube penuh (wasabi-bubuk cabai pedas)”bisik Ren seraya menunjukkan tube wasabi. Shu pun hanya tersenyum kecut, ini mah buah simalakama hahaha.


“Sebegitu burukkan?”tanya Mio.
“Itu terlihat seperti sebuah kegagalan”jawab Yuki lemas. Ren dan Shun pun menghampiri Yuki.
“Meskipun kau menghabiskan banyak waktu untuk membuatnya. Sungguh disayangkan”sindir NANA. Ren pun memandang sinis ke arah NANA.
“Kalau begitu, untuk menghilangkan rasanya, aku akan membuatkan sesuatu”ujar Mio tiba-tiba.
“Itu terlihat seperti sebuah kegagalan”jawab Yuki lemas. Ren dan Shun pun menghampiri Yuki.
“Meskipun kau menghabiskan banyak waktu untuk membuatnya. Sungguh disayangkan”sindir NANA. Ren pun memandang sinis ke arah NANA.
“Kalau begitu, untuk menghilangkan rasanya, aku akan membuatkan sesuatu”ujar Mio tiba-tiba.

Mio pun memasak okonomiyaki ditemani ketiga personil A.N.JELL sedangkan NANA duduk manis di sofa.
“Mio hebat!”puji Yuki saat melihat Mio sukses membalik okonomiyaki. Mio pun merasa bangga.
“Ada apa dengan wajah puas terhadap diri sendiri itu? Semua bisa melakukannya”sindir Ren.
“Kalau begitu, kau kemari dan cobalah”balas Mio.
“Itu mudah”ucap Ren lalu mengambil alih tugas Mio. Ren pun bersiap membalik okonomiyakinya namun okonomiyaki malah mental ke piring yang di pegang Yuki hahaha, untung nggak jatuh di kepala Ren bwahaha.
“Mio hebat!”puji Yuki saat melihat Mio sukses membalik okonomiyaki. Mio pun merasa bangga.
“Ada apa dengan wajah puas terhadap diri sendiri itu? Semua bisa melakukannya”sindir Ren.
“Kalau begitu, kau kemari dan cobalah”balas Mio.
“Itu mudah”ucap Ren lalu mengambil alih tugas Mio. Ren pun bersiap membalik okonomiyakinya namun okonomiyaki malah mental ke piring yang di pegang Yuki hahaha, untung nggak jatuh di kepala Ren bwahaha.


“Ren-san yang terbaik”puji Mio dalam artian menyindir. Shu pun melihat kedekatan Mio dan Ren sedikit cemburu.
“Ini adalah kesalahan spatula, spatula!”seru Ren mengelak.
“Haruskah kita membeli spatula baru? Ren-chan”ejek Yuki.
Mereka pun bersiap melanjutkan memasak kembali. NANA yang melihat ekspresi Shu kecewa tersenyum.
“Jadi begitu”gumannya lalu ia mengambil tabloid yang ditasnya dan menghampiri A.N.JEL.


“Shu-san, aku membaca berita artikel….”ujar NANA seraya menunjukkan tabloidnya.
“Bagian tentang kencanmu begitu nyata dan menarik. Kenapa kau tidak memulai kencan yang sebenarnya. Kalian berdua juga cocok”lanjutnya.
“NANA-san, tolong hentikan itu. Shu-san telah memiliki seseorang yang dia suka”seru Mio.
“Eh, benarkah?’tanya NANA tak percaya. Semua orang pun menoleh ke arah Shu.
“Aku membawa beberapa teh yang benar-benar enak. Aku akan pergi dan mengambil”ujar Shu mencairkan suasa.
Shu bergegas mengambil kunci mobil dan keluar ketiga personil A.N.JELL hanya melongo sedangkan NANA tersenyum puas.


Di bagasi mobil belakang, Shu mengambil teh yang dibelinya dan melihat kotak merah yang juga dibelinya, sepatu yang diinginkan Mio waktu jalan-jalan namun tak jadi.
“Shu-san”panggil NANA tiba-tiba. Shu pun buru-buru mengembalikan sepatu merahnya ke dalam kotak kardusnya.
“Mio benar-benar lugu. Ini cukup mengejutkan. Jika kau membiarkannya seperti ini.Mio dan Ren akan benar-benar memulai berkencan”ujar NANA. Shu tak mengindahkan perkataan NANA ia pun bersiap kembali ke dalam namun NANA berkata,”menjadi pria baik-baik sampai akhir, itu adalah cara yang paling menyedihkan untuk mengakhiri sebuah cerita”.


Mio bersiap menghidangkan 2 porsi okonomiyaki, namun tiba-tiba NANA meneleponnya dari luar meminta Mio menemuinya. Yuki asyik menikmati okonomiyaki buatan Mio. NANA menarik tangan Mio masuk rumah dengan balutan high heels merah yang dibeli Shu.
“Tunggu, apa ini?”ujar Mio. Shu pun agak terkejut.
“Sepatu yang ada di bagasi Shu-san. Itu sangat cocok sekali dengan Mio”seru NANA. Shun pun geram. Yuki dan Ren sedikit bingung.
“Maafkan aku Shu-san, aku tidak tahu”ujar Mio seraya mencoba melepaskan sepatunya. Shu yang kesal bergega keluar rumah, Mio pun mengejarnya.


Ren yang sedari tadi diam marah pada NANA.
“Kembalilah”serunya seraya melepar tas NANA ke tangan NANA.
“Jangan datang kemari lagi!”.
“Apakah tidak apa bagimu untuk berbicara seperti itu? Aku akan mengatakan yang sejujurnya tentang Mio…”ancam NANA.
“Lakukanlah yang kau suka. Itu akan menunjukkan sifatmu yang sebenarnya”tantang Ren.
“Apapun yang terjadi pada A.N.JELL aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk melindunginya”.
Ren pun segera menarik paksa NANA keluar rumah.
“Kalau itu untuk melindungi Mio, aku juga akan melakukan apa saja”seru Yuki.
“Sepatu itu pasti sebuah hadiah untuk gadis yang Shu-san sukai”pikir Yuki.
“NANA adalah yang terburuk!”lanjutnya
.


Shu pun bersiap pergi dengan mobilnya. Mio pun mengetuk kaca mobil dan membukanya.
“Maafkan aku, Shu-san”ucap Mio.
“Apakah ada yang bisa aku lakukan?”tanyanya. Shu pun melihat ke arah sepatu sesaat.
“Maukah kau pergi denganku, hanya sebentar saja?”tanya Shu. Mio pun menyanggupinya. Mobil Shu keluar saat Ren dan NANA tiba di luar.
“Sesuatu mungkin benar-benar terjadi di antara mereka berdua”ujar NANA memanas-manasi. Ren yang kesal segera kembali ke dalam rumah.
“Apa ini? Semuanya dengan ‘Mio, Mio’”ujar NANA kesal.
“Mengapa…tidak bisa denganku”.

Di dalam rumah Ren melihat tabloid yang dibawa NANA tadi. Ia pun kesal saat membaca bahwa ciuman pertama yang Shu suka saat di wawancara. Padahal itu kan bukan beneran lha wong buat ngibulin para wartawan hehehe.


Shu dan Mio berhenti di sebuah jembatan, hmmmm sepetinya jembatan ini ada yang di MV Aya Matsura saat menyanyikan lagu “Wataresebashi”,nama jembatannya lupa hahaha.
“Sepatu itu pasti sangat penting…aku minta maaf”ujar Mio.
“Tidak….aku jutru malu karena menyimpannya saja dan tidak memberikan itu padanya”.
“Kau tidak boleh merasa seperti itu”.“Aku…pikir itu adalah hal yang menakjubkan”
“Ehm?”. Mio pun berdiri di samping Shu.
“Di dunia yang luas ini, dapat bertemu dengan seseorang yang membuatmu ceria dan jatuh cinta…Bahkan jika itu menjadi sesuatu yang menyakitkan….itulah kenapa..aku tidak bisa menjelaskannya dengan baik”ujar Mio.
“Tapi aku pikir akan bagus jika kau mengatakaan padanya apa yang kau rasakan. Tolong carilah kekuatan untuk melakukan itu. Kalau itu Shu-san, aku yakin akan baik-baik saja”.


Shu pun tersenyum dan memegang kepala Mio seraya berkata,”itu benar, aku harus mencari kekuatan”. Mio pun tersenyum.
Setelah berpikir sejenak Shu, menceritakan kekhawatiran orangtuanya gara-gara artikel mereka.
“Mio, sebenarnya orang tuaku khawatir setelah membaca artikel itu”.
“Benar”.
“Mabuchi-san dan aku akan bertemu dengan mereka dan menjelaskan segalanya pada mereka. Meskipun tempatnya jauh,maukah kau ikut dengan kami?”.
“Tentu saja, jika aku bisa membantumu untuk masalah ini”jawab Mio.
“Terima kasih”ucap Shu.
“Tidak apa”. Keduanya pun saling tersenyum.

Di asrama A.N.JELL Ren masih kesal membaca artikel di tabloid gossip.
“Aku menyewa sebuah rumah makan dengan pemandangan malam yang indah dan kami makan malam bersama”. “Ciuman pertama kali di Ferris Wheel di taman bermain”bacanya kesal.
“Itu benar-benar terlihat nyata”gerutu Ren, Ren yang kesal segera menutup tabloidnya.
“Ngomong-ngomong, kemana mereka berdua pergi?”gumannya kesal seraya mengambil ponselnya dan bersiap menelepon Mio namun diurungkannya.
“Tapi ini menyebalkan untuk membiarkan dia tahu kalau aku terganggu juga dengan artikel itu”gumannya lalu meletak ponselnya kembali dan berniat keluar, namun diurungkan ia pun kembali meraih ponselnya dan menelepon.


Namun terdengar suara ponsel Mio di dekatnya, Ren pun masuk membuka pintu kamar Mio dan ternyata ponsel Mio tertinggal di kamar hehehe.
“Sungguh, anak itu…”gerutunya, saat Ren bersiap keluar kamar Mio ia melihat foto masa kecil Mio bersama kakaknya dan ayahnya. Ren pun mencoba melihatnya namun belum sempat melihat seluruhnya, terdengar suara Yuki menyambut Mio dan Shu.
Ren pun segera menutup kembali amplop dan menaruh di atas meja dan bergegas keluar.


“Maaf, kami pergi berjalan-jalan.”ucap Shu pada Yuki.
"Benar?"
“Itu benar”tambah Mio.
“Begitukah?”tanya Yuki tak percaya.
“Berjalan-jalan hanya kalian berdua? Tapi karena Shu-san punya seseorang yang dia suka, jadi tak apa. Kalau begitu, aku harus melakukan yang terbaik. Berjuang, berjuang!”pikir Yuki dalam hati.
“Mio, kenapa kita tidak pergi bersama saja lain kali? Aku akan mengajakmu di kencan berkelompok….”tanya Yuki namun yang ditanyai sudah tidak ada, Mio dan Shu telah pergi saat Yuki bergulat dengan pikirannya sendiri hahaha.
“Dia tidak di sini!”seru Yuki kaget. Ia pun menghempaskan tubuhnya ke kursi.
“Itu percuma saja”gumannya.

Mio pun mendatangi kamar Ren.
“Ren-san, ini sudah larut”ujar Mio yang melihat Ren masih asyik membuat lagu.
Ren pun mengiyakan dan menghentikan aktivitasnya.
“Um, aku akan pergi ke rumah keluarga Shu-san besok”lapor Mio. Kata tersebut otomatis menghentikan minumnya yang hampir tersedak.
“Rumah keluuarga Shu? Kenapa?”.
“Kami akan pergi dengan Mabuchi-san untuk menjelaskan tentang artikel di koran”jelas Mio.
“Tidak penting bagimu untuk melakukan sejauh itu. Serahkan itu pada Mabuchi”.
“Aku tidak bisa melakukannya. Akulah yang menyebabkan semua masalah ini”.
“Kau benar-benar tak mengerti”keluh Ren.
“Apa maksudmu?”tanya Mio.
“Itulah yang aku maksud. Kau sangat percaya diri meskipun kau tidak mengerti apa-apa”ejek Ren.
“Aku tidak seperti itu. Aku hanya mengkhawatirkan Shu-san”balas Mio.
“Itulah kenapa aku bilang itu bukan urusanmu. Kau orang yang suka ikut saja”seru Ren kesal. Lalu Ren mengambil tabloid yang memuat artikel Shu dengan Mio.
“Ren-san, ini sudah larut”ujar Mio yang melihat Ren masih asyik membuat lagu.
Ren pun mengiyakan dan menghentikan aktivitasnya.
“Um, aku akan pergi ke rumah keluarga Shu-san besok”lapor Mio. Kata tersebut otomatis menghentikan minumnya yang hampir tersedak.
“Rumah keluuarga Shu? Kenapa?”.
“Kami akan pergi dengan Mabuchi-san untuk menjelaskan tentang artikel di koran”jelas Mio.
“Tidak penting bagimu untuk melakukan sejauh itu. Serahkan itu pada Mabuchi”.
“Aku tidak bisa melakukannya. Akulah yang menyebabkan semua masalah ini”.
“Kau benar-benar tak mengerti”keluh Ren.
“Apa maksudmu?”tanya Mio.
“Itulah yang aku maksud. Kau sangat percaya diri meskipun kau tidak mengerti apa-apa”ejek Ren.
“Aku tidak seperti itu. Aku hanya mengkhawatirkan Shu-san”balas Mio.
“Itulah kenapa aku bilang itu bukan urusanmu. Kau orang yang suka ikut saja”seru Ren kesal. Lalu Ren mengambil tabloid yang memuat artikel Shu dengan Mio.


“Pertama, ada apa dengan artikel bahagia ini? Apa kau bodoh?”jelas Ren kesal.
“Bahkan ciuman pertamamu…”guman Ren. “Berbicara tentang ciuman, apakah kau…”selidik Ren pada Mio.
“Itu karena ada pertanyaan yang ditanyakan. Jadi Shu-san memberikan jawaban yang sesuai”jawab Mio.
“Apa yang aku suka dari Shu-san adalah karena dia baik dan dia terlihat seperti bisa mengabulkan semua permohonanku”ujar Ren mengikuti apa yang tercantum dalam wawancara.
“Aku tidak berkata seperti itu, tapi itu benar kalau Shu-san benar-benar baik”jelas Mio.
“Aku ingin melihat bintang yang paling besar di semesta ini, permohonan Miko-san juga pasti akan terkabul suatu hari”ujar Ren membaca kembali artikel.
“Itu….”ucap Mio namun terhenti.
“Kau bahkan mengatakan padanya sesuatu seperti itu?”tanya Ren.
“Kita dulu membicarakan tentang sesuatu seperti, “bagaimana jika impianmu bisa menjadi kenyataan…Shu-san ingat itu…”jawab Mio.
“Aku benar-benar tidak suka orang yang sembrono”. “Apa kau lupa kalau kau seharusnya menjadi Mio”seru Ren.
“Bahkan jika kau tidak mengingatkanku, aku tidak akan lupa!”balas Mio. Ren pun kesal lalu memasukkan tabloid yang dipegangnya ke tong sampah.
“Aku mau tidur. Pergi”usir Ren.


Di kamarnya Mio tertunduk dengan sedih mengingat perkataan Ren yang mengijinkannya menyukainya dan kegembiraannya bergabung di fansclub Ren.
“Bunda maria, aku telah salah berpikir bahwa aku telah sedikit lebih dekat dengan bintang yang bernama Ren-san. Meskipun aku tahu itu tidak bisa menjadi begitu mudah”pikir Mio. Lalu Mio pun melihat foto masa kecilnya yang ada di dalam amplop. Ia teringat pertemuannya dengan ibunya Ren.
“Aku juga memiliki rahasia untuk Ren-san… ini adalah hari yang terburuk yang pernah ada”guman Mio.
Di ruangannya Ren memperhatikan layar komputernya yang berisi nilai 100 dari salah satu fansnya yaitu kelinci babi yang tak lain adalah Mio.


Di bandara saat bersiap berangkat ke rumah keluarga Shu tiba-tiba Mabuchi-san berkata bahwa ia tak bisa ikut karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Mio dan Shu pun terkejut.
“Aku minta maaf. Kalian berdua pergilah”ujar Mabuchi-san.
“Ini tiketnya. Kalau begitu, aku serahkan padamu”lanjut Mabuchi-san lalu pamit.
Ternyata itu hanya akal-akalan Mabuchi-saan, dari balik tiang Mabuchi-san memperhatikan kepergian Mio dan Shu.
“Dengan itu, ini adalah saatnya perjalanan cinta yang menyenangkan dengan hanya kalian berdua. Mio, selamat mimpi indah!”ucap Mabuchi-san.

Di ruangan musik, Ren tidak konsentrasi mengaransemen lagu “Miss You”. Ia memperhatikan jam, ia pun terkejut saat melihat Mabuchi-san.
Ren pun segera menemuinya.


“Hei! Mengapa kau di sini?”tanya Ren. “Kau tidak pergi ke rumah keluarga Shu?”.
Mabuchi-san pun memberi tanda tidak. “Kau tidak mengerti, anak kecil…”jawab Mabuchi-san.
“Haah?”.
“Aku membiarkan Mio dan Shu pergi sendiri. Ini adalah kebijaksanaan kaum dewasa”jelas Mabuchi-san. Ren pun terpana, ia kaget tahu maksud Mabuchi-san.
Di dalam bandara, Shu memperhatikan Mio yang terlihat resah dari wajahnya.



Ren duduk termenung resah sendirian.
“Dia bisa melakukan apa saja sesukanya. Itu tidak ada hubungannya denganku”gumannya. Namun Ren teringat kata-kata NANA bahwa mungkin saja Shu dan Mio benar-benar pacaran.
“Tidak. Apa ini benar-benar tak apa?”guman Ren bergumul dengan pikirannya.
*flash back*
Ia pun teringat pesan Geun Suk, agar ia menahan malaikat dengan erat, karena malaikat akan terbang jauh. Ren pun memutuskan mengejar Mio.

Shigeko yang tak lain bibi Mio menemui Mizusawa,ibu Ren.
“Ketika aku berbicara pada Mio, dia bilang bahwa adiknya berada di suatu tempat yang jauh. Tapi jika dia berkencan dengan Shu-kun, bukankah dia di Tokyo?”pikir Mizusawa-san.
“Ya…aku juga tidak tahu pasti detailnya…”elak Shigeko-san.
“Apakah kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”.
“Aku tidak menyembunyikan apa-apa”jawab Shigeko-san. “Bagaimana denganmu?”.
“Apa?”tanya Mizusawa-san.
“Bukankah kau ibu kandung dari Mio dan adiknya?”tanya Shigeko-san. “Karena tidak wajar untuk menyerahkan separuh asset-asetmu, bukankah begitu”.
Mizusawa hanya tersenyum.
“Aku mengerti. Kalau kau menganggapnya begitu, aku akan jelaskan kenapa”. “Itu benar bahwa Takumi-san dan aku tidak hanya berteman. Kami saling mencintai”jawab Mizusawa-san.
“Jadi kau benar….”.
“Tapi aku tak melahirkan si kembar. Mio dan adiknya bukan anakku”jelas Mizusawa-san.

Di ruang tunggu bandara, Mio tampak lesu.
“Ada apa, Mio? Kau terlihat murung”ujar Shu.
“Tidak, aku baik-baik saja”jawab Mio ceria.
“Apakah sesuatu terjadi dengan Ren?”tanya Shu.
“Tidak ada”.
“Tidak apa, kau tidak perlu berpura-pura di depanku”jelas Shu. Mio pun merasa tak enak.
“Mio”panggil Shu.
“Ya”.
“Mengapa kita tak berkencan sungguhan?”tanya Shu to the point.
“Tapi kita berdua mempunyai orang lain yang kita suka…..”jawab Mio agak terkejut.
“Mio, orang yang kau suka apakah dia benar-benar mengerti kau. Apakah dia membuatmu ceria”tanya Shu. Mio pun teringat kekasaran Ren padanya.


“Kalau aku, aku akan membahagiakanmu…lebih dari siapapun”ujar Shu.
“Karena orang yang aku suka…adalah kau, Mio”jelas Shu.
“Eh?”, Mio terkejut.
“Tidak ada orang lain yang aku suka. Sebenarnya, aku ingin mengatakan padamu bagaimana perasaanku saat di rumah makan. Tapi aku tak bisa”terang Shu. Mio pun terdiam dengan pengakuan Shu ini.
“Tentu saja, aku tak bisa langsung memintamu untuk menyukaiku. Kau bisa mengambil waktumu. Tidakkah kau mencoba untuk menyukaiku?”.
Mio masih terdiam, lalu Shu menyerahkan tiket Mio pada Mio.
“Kalau kau menerima perasaanku, mari pergi bersama. Aku akan menunggumu”ujar Shu, lalu Shu pergi cek in terlebih dahulu.


Mio memandang tiketnya dan teringat kenangannya bersama Shu yang selalu ada untuknya..
“Bunda maria, hatiku sakit. Ren-san adalah bintang yang jauh sekali yang tak bisa ku raih. Tapi Shu-san, selalu ada di sisiku”kata Mio dalam hati.
“Shu-san”guman Mio. Panggilan terakhir untuk penerbangan Mio telah diumumkan namun Mio masih tampak ragu. Mio-pun membulatkan tingkat, menarik kopernya.


Namun tiba-tiba terdengar pengumuman.
“Mohon perhatian, kelinci babi-sama, kelinci babi-sama”.
“Kelinci babi?”guman Mio yang otomatis menghentikan langkahnya.
“Tolong lihat ke langit dari jendela yang terdekat”. Mio pun segera mendekat ke arah jendela dan memandang langit.
Tiba-tiba datang pesawat yang berputar-putar membentuk bintang hahaha.
“Bintang”guman Mio tersenyum bahagia.
Ia pun teringat kata-kata Ren saat membaca wawancara Mio dan Shu di tabloid.
“Ren-san”guman Mio.

Sementara itu di luar bandara Ren memperhatikan bintang yang terlihat di awan.
Shu pun melihatnya juga dari dekat jendela, tiba-tiba terdengar derap langkah kaki, Shu pun menoleh ke empunya derap langkah kaki seraya tersenyum.


Di luar Ren pasrah.
“Apa dia tetap pergi?”gumannya lalu pergi menuju mobilnya.
Tiba-tiba terdengar suara Mio memanggilnya.
“Ren-san”.
Ren pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara. Backsound “Everybody Go” pun mengalun dengan indahnya mengiringi langkah Mio yang menghampiri Ren.

Dan ternyata derap langkah kaki yang berlari ke arah Shu bukan Mio melainkan gadis yang berpakaian mirip dengan Mio yang juga tergesa-gesa chek in.
Shu pun pergi sendirian dengan sedih.


“Bintang terbesar di semesta. Aku senang, sangat senang”ujar Mio senang. Ren tertawa kecil.
“Tapi itu segera menghilang”jawab Ren.
“Tapi di hatiku, tidak akan pernah hilang”balas Mio.
“Bagaimanapun, aku mendapat 100 poin, kan?”ujar Ren bangga. Mio pun terkejut.
“Bagaimana kau…?”.
Ren pun mendekat arah Mio dan memeluknya diiringi “Every Body Go” hahaha.
“Mio, aku memberimu 100 poin juga”ucap Ren.
“Dengarkan baik-baik, karena aku akan mengatakannya hanya sekali”lanjut Ren.
Lalu Ren membisikkan kata,“Omae ga suki da” dan memeluk erat Mio dan Mio pun membalasnya.

Di luar apartemen Mizusawa-san, bibi Mio teringat percakapannya dengan ibunya Ren.
Bahwa kematian ibu Mio dikarenakan ibunya Ren.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar